Rabu, 12 November 2014

Kebutuhan Dasar Ibu Selama Persalinan



Persalinan merupakan hal yang normal dan menakjubkan bagi ibu dan keluarga. Rasa kekhawatiran, ketakutan maupun cemas akan muncul pada saat memasuki persalinanBidanmerupakan pendamping yang diharapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan selama persalinan. Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan standar pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dengan asuhan mendukung adalah bersifat aktif dan ikut serta selama prosesberlangsung. Kebutuhan dasar ibu selama persalinan menurut Lesser dan Kenne meliputi:
1.    Asuhan fisik dan psikologis;
2.    Kehadiran seorang pendamping secara terus-menurus;
4.    Penerimaan atas sikap dan perilakunya; dan
5.    Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman.
Adapun  kebutuhan dasar ibu selama persalinan yang akan kita bahas adalah sebagai berikut:
1.    Dukungan fisik dan psikologis;
2.    Kebutuhan cairan dan nutrisi;
3.    Kebutuhan eliminasi;
4.    Posisi dan ambulasi; dan
5.    Pengurangan rasa nyeri.
6.     
Dukungan fisik dan psikologis
Dukungan fisik dan psikologis tidak hanya diberikan oleh bidan, melainkan suami, keluarga, teman, maupun tenaga kesehatan yang lain. Dukungan dapat dimulai sejak awal ibu mengalamikehamilanDukungan fisik dan emosional harus sesuai dengan aspek sayang ibu yaitu:
1.    Aman, sesuai evidence based dan menyumbangkan keselamatan jiwa ibu;
2.    Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, serta emosional serta merasa didukung dan didengarkan;
3.    Menghormati praktek budaya, keyakinan agama, ibu/keluarga sebagai pengambil keputusan;
4.    Menggunakan cara pengobatan yang sederhana  sebelum memakai teknologi canggih; dan
5.    Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat dipahami oleh ibu.
Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran meliputi: mendengarkan dan melakukanobservasi, melakukan kontak fisik, bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien. Hasil penelitian (Randomized Controlled Trial) membuktikan bahwa dukungan fisikemosional danpsikologis selama persalinan dan kelahiran sangat efektif dan memberikan pengaruh uapabila dilakukan pendampingan terus-menerus. Adapun pengaruhnya adalah: mengurangi kelahirandengan tindakan vacum, forceps, dan operasi sesar, mengurangi kejadian APGAR score bayikurang dari 7, memperpendek lama persalinan, dan kepuasan ibu semakin besar dalam pengalaman persalinan.
Kebutuhan cairan dan nutrisi
Berdasar hasil penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan padat dengan pasien yang memerlukan anestesi tidak disetujui. Motilitas, absorpsi dan sekresi asam lambung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal di lambung sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama persalinan, ibu memerlukan minum dan sangat dianjurkan minum minuman yang manis dan berenergi.
Sebagian ibu masih berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan, tetapi memasuki fase aktif, hanya ingin minum saja. Pemberian makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makananringan dan sering minum pada ibu selama persalinan.
Kebutuhan eliminasi
Selama persalinan terjadi penekanan pada pleksus sakrum oleh bagian terendah janin sehingga menyebabkan retensi urin maupun sering berkemih. Retensi urin terjadi apabila:
1.    Tekanan pada pleksus sakrum menyebabkan terjadinya inhibisi impuls sehingga vesica uretramenjadi penuh tetapi tidak timbul rasa berkemih;
2.    Distensi yang menghambat saraf reseptor pada dinding vesica uretra;
3.    Tekanan oleh bagian terendah pada vesica uretra dan uretra;
4.    Kurangnya privasi/postur yang kurang baik;
5.    Kurangnya kesadaran untuk berkemih; dan
6.    Anastesi regional, epidural, blok pudendal sehingga obat mempengaruhi  saraf vesica uretra.
Pemenuhan kebutuhan eliminai selama persalinan perlu difasilitasi agar membantu kemajuanpersalinan dan pasien merasa nyaman. Oleh karena itu, anjurkan ibu untuk bereliminasi secara spontan minimal 2 jam sekali selama persalinan, apabila tidak mungkin dapat dilakukankateterisasi.
Pengaruh kandung kemih penuh selama persalinan, sebagai berikut:
1.    Menghambat penurunan bagian terendah janin, terutama bila  berada di atas spina isciadika;
2.    Menurunkan efisiensi kontraksi uterus;
3.    Menimbulkan nyeri yang tidak perlu;
4.    Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II;
5.    Memperlambat kelahiran plasenta; dan
6.    Mencetuskan perdarahan pasca persalinan dengan menghambat kontraksi uterus.
Posisi dan ambulasi
Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Selama persalinan, pemilihan posisi dapat membantu ibu tetap tenang dan rileks. Oleh karena itu, berikan pilihan posisi persalinan yang aman dan nyaman. Tidur terlentang tidak perlu ibu lakukan terus menerus selama persalinan, ibu dapat berdiri dan jalan-jalan. Memberikan suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang terburu–buru akan memberikan kepastian pada ibu. Adapun posisi persalinan dapat dilakukan dengan duduk/setengah duduk; merangkak; berjongkok/berdiri; dan berbaring miring kekiri.
Duduk atau setengah duduk
Alasan: mempermudah bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/mensupport perineum.
Posisi merangkak
Alasan: baik untuk persalinan dengan punggung  yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi dan meminimalkan peregangan pada perineum.
Posisi berjongkok/berdiri
Alasan: membatu penurunan kepala bayi dan memperbesar ukuran panggul yaitu menambah 28% ruang outletnya, memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum).
Posisi berbaring miring ke kiri
Alasan: memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi.
Selama persalinan tidak dianjurkan posisi litotomi, karena dapat menyebabkan hipotensi yang berakibat ibu bisa pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi, menambah rasa sakit, memperlamaproses persalinan, ibu sulit melakukan pernafasan, sulit buang air kecil, membatasi gerakan ibu, ibu merasa tidak berdaya, proses meneran menjadi lebih sulit, menambah kemungkinan laserasi pada perineum dan menimbulkan kerusakan saraf pada kaki dan punggung.
Pengurangan rasa sakit
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi rasa sakit selama persalinan adalah: carapengurangan rasa sakit sebaiknya sederhana, efektif dan biaya murah. Pendekatan pengurangan rasa sakit menurut Varney’s Midwifery, sebagai berikut:
1.    Adanya seorang yang dapat mendukung dalam persalinan;
2.    Pengaturan posisi;
3.    Relaksasi dan latihan pernafasan;
4.    Istirahat dan privasi;
5.    Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan;
6.    Asuhan diri; dan
7.    Sentuhan
Menurut Penny Simpkin, cara pengurangan sakit dapat dilakukan dengan mengurangi rasa sakitlangsung dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif yang kuat dan mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan reaksi fisik. Adapun secara umum, teknik pengurangan rasa sakit, meliputi:
1.    Kehadiran pendamping yang terus-menerus, sentuhan yang nyaman dan dorongan dari orang yang mendukung;
2.    Perubahan posisi dan pergerakan;
3.    Sentuhan dan masase;
4.    Counterpressure (mengurangi tegangan pada ligamen sacroiliaca);
5.    Pijatan ganda pada panggul;
6.    Penekanan pada lutut;
7.    Kompres hangat dan dingin;
8.    Berendam;
9.    Pengeluaran suara;
10. Visualisasi dan pemusatan perhatian; dan
11. Mendengarkan musik.


A. Kebutuhan Dasar Manusia Menurut A. Maslow
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok/ utama yang bila tidak terpenuhi akan terjadi ketidaksinambungan. Misal kebutuhan O2, makan, minum, seks
2. Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan rasa aman misalnya perlindungan hukum, perlindungan terhindar dari penyakit
3. Kebutuhan dicintai dan mencintai
Kebutuhan dicintai dan mencintai misalnya mendambakan kasih sayang dari orang-orang dekat, ingin dicintai dan diterima oleh keluarga atau orang lain disekitarnya
4. Kebutuhan harga diri
Kebutuhan harga diri misal ingin dihargai menghargai, adanya respon dari orang lain, toleransi dalam hidup berdampingan
5. Kebutuhan aktualisasi
Kebutuhan aktualisasi misal ingin diakui atau dipuja, ingin berhasil, ingin menonjol, atau ingin lebih dari orang lain

B.Kebutuhan Ibu Selama Persalinan
1. Kebutuhan Fisiologis
a. Oksigen
b. Makan dan minum
c. Istirahat selam tidak ada his
d. Kebersihan badan terutama genetalia
e. Buang air keil dan buang air besar
f. Pertolongan persalinan yang terstandar
g. Penjahitan perineum bila perlu

2. Kebutuhan rasa aman
a. Memilih tempat dan penolong persalinan
b. Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan dilakukan
c. Posisi tidur yang dikehendaki ibu
d. Pendampingan oleh keluarga
e. Pemantauan selama persalinan
f. Intervensi yang diperlukan

3. Kebutuhan dicintai dan mencintai
a. Pendampingan oleh suami / keluarga
b. Kontak fisik (memberi sentuhan ringan)
c. Masase untuk mengurani rasa sakit
d. Berbicara dengan suara yang lemah, lembut, serta sopan

4. Kebutuhan harga diri
a. Merawat bayi sendiri dan menetekinya
b. Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privacy ibu
c. Pelayanan yang bersifat simpati dan empati
d. Informasi bila akn melakukan tindakan
e. Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan

5. Kebutuhan aktualisasi diri
a. Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan
b. Memilih pendamping salama persalinan
c. Bounding and attachment
d. Ucapan selamat atas kelahiran anaknya

C. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Ibu Selama Persalinan
1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis selama persalinan
a. Mengatur sirkulasi udara dalam ruangan
b. Memberi makan dan minum
c. Menganjurkan istirahat diluar his
d. Menjaga kebersihan badan terutama daerah genetalia (bila memungkinkan ibu
disuruh untuk mandi atau membersihkan daerah kemaluan)
e. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil atau buang air besar
f. Menolong persalinan sesuai standar

2. Pemenuhan kebutuhan rasa aman
a. Memberi informasi tentang proses persalinan atas tindakan yang akan dilakukan
b. Menghargai pilihan posisi tidur
c. Menentukan pendampingan selama persalinan
d. Melakukan pemantauan selam persalinan
e. Melakukan tindakan sesuai kebutuhan

3. Pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai
a. Menghormati pilihan pendampingan selama persalinan
b. Melakukan kontak fisik atau memberi sentuhan ringan
c. Melakuakn masase untuk mengurangi rasa sakit
d. Melakukan pembicaraan dengan suara lemah lembut dan sopan

4. Pemenuhan kebutuhan harga diri
a. Mendengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian atau menjadi pendengar yang
baik.
b. Memberi asuhan dengan memperhatikan privacy ibu
c. Memberi pelayanan dengan empati
d. Memberitahu pada ibu setiap tindakan yang akan dilakukan
e. Memberi pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang telah dilakukan

5. Pemenuhan kebutuhan aktualisasi
a. Memilih tempat dan penolong persalinan sesuai keinginan
b. Menentukan pendamping selam persalinan
c. Melakukan bounding and attachment
d. Memberi ucapan selamt setelah persalinan selesai

D. Asuhan Sayang Ibu sebagai Kebutuhan Dasar dalam Persalinan
Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk :
a. Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan
dan kelahiran.
b. Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan
komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
c. Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.
d. Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.
e. Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko.
f. Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan
terjadi penyulit.
g. Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat.
h. Pemberian ASI sedini mungkin.

Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.
1. Konsep Asuhan Sayang Ibu
Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:
a. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
b. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
c. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.
d. Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
e. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.

Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut:
a. Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan emosional dan fisik secara berkesinambungan.
b. Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.
c. Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
d. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu.
e. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang berkesinambungan.
f. Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena, menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.
g. Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa obat-obatan.
h. Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.
i. Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.
j. Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.

2. Prinsip Umum Sayang Ibu
Prinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai berikut:
a. Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis.
b. Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa
ada indikasi.
c. Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada
keselamatan jiwa ibu.
d. Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.
e. Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.
f. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
g. Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
h. Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
i. Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama.
j. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas.
k. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

3. Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan
Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan meliputi kegiatan:
a. Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan.
b. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam pemberian asuhan.
c. Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga.
d. Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan dengan proses persalinan.
e. Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan.
f. Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi kegawatdaruratan kebidanan.
g. Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha memberi rasa nyaman dan aman.
h. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan prasarana pertolongan persalinan.
i. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
j. Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu
selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan
minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing
relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa.
k. Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi.
l. Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.
m. Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan yang
nyaman dan aman.
n. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi.
o. Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak
merugikan.
p. Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
q. Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1
jam setelah persalinan.
r. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui
yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.

E. Asuhan Sayang Ibu Dalam Proses Persalinan

Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan nyaman selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu (Depkes, 2004). Cara yang paling mudah untuk membayangkan asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri kita sendiri, “Seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?” atau “Apakah asuhan seperti ini, yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil?”. Asuhan sayang ibu seharusnya diberikan pada tiap kala selama persalinan, misalnya :

Kala I
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1.Memberikan dukungan emosional.
2.Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran
bayinya.
3.Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.
4.Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara :
a.Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
b.Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
c.Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
d.Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
e.Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
5.Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
6.Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi – Memberikan kecukupan energi dan mencegah
dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang
efektif.
7.Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan –
Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat
turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko perdarahan
pasca persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko
infeksi saluran kemih pasca persalinan.
8.Pencegahan infeksi – Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan
persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi baru lahir.

Kala II
Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1.Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan
anggota keluarga yang lain.
2.Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain :
a) Membantu ibu untuk berganti posisi.
b) Melakukan rangsangan taktil
c) Memberikan makanan dan minuman.
d) Menjadi teman bicara/ pendengar yang baik.
e) Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran bayinya.
3.Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran – dengan
cara : (a) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga. (b)
Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan. (c) Melakukan pendampingan selama
proses persalinan dan kelahiran.
4.Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan – dengan cara
memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu.
5.Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran – dengan
cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.
6.Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
7.Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara :
a. Mengurangi perasaan tegang.
b. Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
c. Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong.
d. Menjawab pertanyaan ibu.
e. Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya.
f. Memberitahu hasil pemeriksaan.
8.Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.
9.Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.

Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.
2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
3. Pencegahan infeksi pada kala III.
4. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5. Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

Kala IV
Adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1.Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.
2.Membantu ibu untuk berkemih.
3.Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan
massase uterus.
4.Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5.Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post partum seperti
perdarahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit dalam
menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat.
6.Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7.Pendampingan pada ibu selama kala IV
8.Nutrisi dan dukungan emosional.




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar