Persalinan merupakan
hal yang normal dan menakjubkan bagi ibu
dan keluarga. Rasa kekhawatiran, ketakutan maupun
cemas akan muncul pada saat memasuki persalinan. Bidanmerupakan
pendamping yang diharapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan selama persalinan. Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan standar pelayanan kebidanan.
Yang dimaksud dengan asuhan mendukung adalah bersifat aktif dan ikut serta selama prosesberlangsung. Kebutuhan dasar ibu selama persalinan menurut Lesser dan Kenne meliputi:
2. Kehadiran seorang pendamping secara
terus-menurus;
4. Penerimaan atas sikap dan perilakunya;
dan
6.
Dukungan fisik dan psikologis
Dukungan fisik dan psikologis tidak hanya diberikan oleh bidan,
melainkan suami, keluarga, teman, maupun tenaga kesehatan yang lain. Dukungan dapat dimulai sejak awal ibu
mengalamikehamilan. Dukungan fisik dan emosional harus sesuai dengan aspek sayang
ibu yaitu:
Bidan harus mampu memberikan perasaan
kehadiran meliputi: mendengarkan dan melakukanobservasi, melakukan kontak fisik, bersikap tenang dan bisa menenangkan
pasien. Hasil penelitian (Randomized Controlled Trial) membuktikan
bahwa dukungan fisik, emosional danpsikologis selama persalinan dan kelahiran sangat efektif dan memberikan
pengaruh uapabila dilakukan pendampingan terus-menerus. Adapun pengaruhnya
adalah: mengurangi kelahirandengan
tindakan vacum, forceps, dan operasi sesar, mengurangi kejadian APGAR score bayikurang dari 7, memperpendek lama persalinan, dan kepuasan ibu semakin besar dalam
pengalaman persalinan.
Kebutuhan cairan dan nutrisi
Berdasar hasil
penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan padat dengan pasien yang
memerlukan anestesi tidak disetujui. Motilitas, absorpsi dan sekresi asam lambung
menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal di lambung
sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama persalinan, ibu memerlukan minum dan sangat
dianjurkan minum minuman yang manis dan berenergi.
Sebagian ibu masih
berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan, tetapi memasuki fase aktif, hanya ingin minum saja. Pemberian
makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena
memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif).
Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makananringan dan sering minum pada ibu
selama persalinan.
Kebutuhan eliminasi
Selama persalinan terjadi penekanan pada
pleksus sakrum oleh bagian terendah janin sehingga menyebabkan retensi urin maupun sering berkemih. Retensi urin terjadi apabila:
1. Tekanan pada pleksus sakrum menyebabkan terjadinya inhibisi
impuls sehingga vesica uretramenjadi penuh tetapi tidak timbul rasa
berkemih;
4. Kurangnya privasi/postur yang kurang
baik;
5. Kurangnya kesadaran untuk berkemih; dan
Pemenuhan kebutuhan
eliminai selama persalinan perlu difasilitasi agar membantu
kemajuanpersalinan dan
pasien merasa nyaman. Oleh karena itu, anjurkan ibu untuk bereliminasi secara
spontan minimal 2 jam sekali selama persalinan, apabila tidak mungkin dapat dilakukankateterisasi.
Posisi dan ambulasi
Persalinan merupakan
peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau
harus berlangsung. Selama persalinan, pemilihan posisi dapat membantu ibu
tetap tenang dan rileks. Oleh karena itu, berikan pilihan posisi persalinan yang aman dan nyaman. Tidur terlentang tidak perlu ibu lakukan terus
menerus selama persalinan, ibu dapat berdiri dan jalan-jalan. Memberikan
suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang terburu–buru akan
memberikan kepastian pada ibu. Adapun posisi persalinan dapat dilakukan dengan duduk/setengah duduk; merangkak; berjongkok/berdiri; dan berbaring miring kekiri.
Duduk atau setengah duduk
Posisi merangkak
Alasan: baik
untuk persalinan dengan
punggung yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi dan meminimalkan
peregangan pada perineum.
Posisi berjongkok/berdiri
Alasan: membatu
penurunan kepala bayi dan memperbesar ukuran panggul yaitu menambah 28% ruang
outletnya, memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi
pada laserasi perineum).
Posisi berbaring miring ke kiri
Alasan: memberi rasa
santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya
laserasi.
Selama persalinan tidak dianjurkan posisi litotomi,
karena dapat menyebabkan hipotensi yang berakibat ibu bisa pingsan dan
hilangnya oksigen bagi bayi, menambah rasa sakit, memperlamaproses persalinan, ibu sulit melakukan pernafasan, sulit buang air kecil, membatasi gerakan ibu, ibu merasa
tidak berdaya, proses meneran menjadi lebih sulit, menambah
kemungkinan laserasi pada perineum dan menimbulkan kerusakan saraf
pada kaki dan punggung.
Pengurangan rasa sakit
Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengatasi rasa sakit selama persalinan adalah: carapengurangan rasa
sakit sebaiknya sederhana, efektif dan biaya murah.
Pendekatan pengurangan rasa sakit menurut Varney’s Midwifery,
sebagai berikut:
2. Pengaturan posisi;
6. Asuhan diri; dan
7. Sentuhan
Menurut Penny
Simpkin, cara pengurangan sakit dapat dilakukan dengan mengurangi
rasa sakitlangsung dari sumbernya, memberikan
rangsangan alternatif yang kuat dan mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan reaksi fisik. Adapun secara umum, teknik pengurangan rasa sakit, meliputi:
1. Kehadiran pendamping yang
terus-menerus, sentuhan yang nyaman dan dorongan dari
orang yang mendukung;
6. Penekanan pada lutut;
8. Berendam;
10. Visualisasi dan pemusatan perhatian;
dan
11. Mendengarkan musik.
A. Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut A. Maslow
1. Kebutuhan
fisiologis
Kebutuhan dasar atau
kebutuhan pokok/ utama yang bila tidak terpenuhi akan terjadi
ketidaksinambungan. Misal kebutuhan O2, makan, minum, seks
2. Kebutuhan rasa
aman
Kebutuhan rasa aman
misalnya perlindungan hukum, perlindungan terhindar dari penyakit
3. Kebutuhan dicintai
dan mencintai
Kebutuhan dicintai
dan mencintai misalnya mendambakan kasih sayang dari orang-orang dekat, ingin
dicintai dan diterima oleh keluarga atau orang lain disekitarnya
4. Kebutuhan harga
diri
Kebutuhan harga diri
misal ingin dihargai menghargai, adanya respon dari orang lain, toleransi dalam
hidup berdampingan
5. Kebutuhan
aktualisasi
Kebutuhan aktualisasi
misal ingin diakui atau dipuja, ingin berhasil, ingin menonjol, atau ingin lebih
dari orang lain
B.Kebutuhan Ibu
Selama Persalinan
1. Kebutuhan
Fisiologis
a. Oksigen
b. Makan dan minum
c. Istirahat selam
tidak ada his
d. Kebersihan badan
terutama genetalia
e. Buang air keil dan
buang air besar
f. Pertolongan
persalinan yang terstandar
g. Penjahitan
perineum bila perlu
2. Kebutuhan rasa
aman
a. Memilih tempat dan
penolong persalinan
b. Informasi tentang
proses persalinan atau tindakan yang akan dilakukan
c. Posisi tidur yang
dikehendaki ibu
d. Pendampingan oleh
keluarga
e. Pemantauan selama
persalinan
f. Intervensi yang
diperlukan
3. Kebutuhan dicintai
dan mencintai
a. Pendampingan oleh
suami / keluarga
b. Kontak fisik
(memberi sentuhan ringan)
c. Masase untuk
mengurani rasa sakit
d. Berbicara dengan
suara yang lemah, lembut, serta sopan
4. Kebutuhan harga
diri
a. Merawat bayi
sendiri dan menetekinya
b. Asuhan kebidanan
dengan memperhatikan privacy ibu
c. Pelayanan yang
bersifat simpati dan empati
d. Informasi bila akn
melakukan tindakan
e. Memberikan pujian
pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan
5. Kebutuhan
aktualisasi diri
a. Memilih tempat dan
penolong sesuai keinginan
b. Memilih pendamping
salama persalinan
c. Bounding and
attachment
d. Ucapan selamat
atas kelahiran anaknya
C. Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Ibu Selama Persalinan
1. Pemenuhan
kebutuhan fisiologis selama persalinan
a. Mengatur sirkulasi
udara dalam ruangan
b. Memberi makan dan
minum
c. Menganjurkan
istirahat diluar his
d. Menjaga kebersihan
badan terutama daerah genetalia (bila memungkinkan ibu
disuruh untuk mandi
atau membersihkan daerah kemaluan)
e. Menganjurkan ibu
untuk buang air kecil atau buang air besar
f. Menolong
persalinan sesuai standar
2. Pemenuhan
kebutuhan rasa aman
a. Memberi informasi
tentang proses persalinan atas tindakan yang akan dilakukan
b. Menghargai pilihan
posisi tidur
c. Menentukan
pendampingan selama persalinan
d. Melakukan
pemantauan selam persalinan
e. Melakukan tindakan
sesuai kebutuhan
3. Pemenuhan
kebutuhan dicintai dan mencintai
a. Menghormati
pilihan pendampingan selama persalinan
b. Melakukan kontak
fisik atau memberi sentuhan ringan
c. Melakuakn masase
untuk mengurangi rasa sakit
d. Melakukan
pembicaraan dengan suara lemah lembut dan sopan
4. Pemenuhan
kebutuhan harga diri
a. Mendengarkan
keluhan ibu dengan penuh perhatian atau menjadi pendengar yang
baik.
b. Memberi asuhan
dengan memperhatikan privacy ibu
c. Memberi pelayanan
dengan empati
d. Memberitahu pada
ibu setiap tindakan yang akan dilakukan
e. Memberi pujian
pada ibu terhadap tindakan positif yang telah dilakukan
5. Pemenuhan
kebutuhan aktualisasi
a. Memilih tempat dan
penolong persalinan sesuai keinginan
b. Menentukan
pendamping selam persalinan
c. Melakukan bounding
and attachment
d. Memberi ucapan
selamt setelah persalinan selesai
D. Asuhan Sayang Ibu
sebagai Kebutuhan Dasar dalam Persalinan
Persalinan adalah
proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu
dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta
dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan
memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sebagai bidan, ibu
akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa
yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk :
a. Mendukung ibu dan
keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan
dan kelahiran.
b. Mencegah membuat
diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan
komplikasi selama
persalinan dan kelahiran.
c. Merujuk ke
fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.
d. Memberikan asuhan
yang akurat dengan meminimalkan intervensi.
e. Pencegahan infeksi
yang aman untuk memperkecil resiko.
f. Pemberitahuan
kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan
terjadi penyulit.
g. Memberikan asuhan
bayi baru lahir secara tepat.
h. Pemberian ASI
sedini mungkin.
Kebutuhan dasar
selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan
kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan
yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan
dan kelahiran.
1. Konsep Asuhan
Sayang Ibu
Konsep asuhan sayang
ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:
a. Asuhan yang aman
berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian
asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi
kebutuhan dan keinginan ibu.
b. Asuhan sayang ibu
memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan
budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga
dalam pengambilan keputusan.
c. Asuhan sayang ibu
menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah
dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.
d. Asuhan sayang ibu
berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
e. Asuhan sayang ibu
menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa yang terjadi dan
apa yang bisa diharapkan.
Badan Coalition Of
Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe Motherhood Intiative pada
tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut:
a. Menawarkan adanya
pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan emosional dan fisik secara
berkesinambungan.
b. Memberi informasi
mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.
c. Memberi asuhan
yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
d. Memberikan
kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan yang
nyaman bagi ibu.
e. Merumuskan
kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang berkesinambungan.
f. Tidak rutin
menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah
tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena,
menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara
elektronik.
g. Mengajarkan pada
pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa obat-obatan.
h. Mendorong semua ibu
untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.
i. Menganjurkan tidak
menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.
j. Berupaya untuk
mempromosikan pemberian ASI dengan baik.
2. Prinsip Umum
Sayang Ibu
Prinsip-prinsip
sayang ibu adalah sebagai berikut:
a. Memahami bahwa
kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis.
b. Menggunakan
cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa
ada indikasi.
c. Memberikan rasa
aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada
keselamatan jiwa ibu.
d. Asuhan yang
diberikan berpusat pada ibu.
e. Menjaga privasi
serta kerahasiaan ibu.
f. Membantu ibu agar
merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
g. Memastikan ibu
mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
h. Mendukung ibu dan
keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
i. Menghormati
praktek-praktek adat dan keyakinan agama.
j. Memantau
kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya selama
kehamilan, persalinan dan nifas.
k. Memfokuskan
perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
3. Asuhan Sayang Ibu
Selama Persalinan
Menurut Pusdiknakes
(2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan meliputi
kegiatan:
a. Memanggil ibu
sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan.
b. Meminta ijin dan
menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam pemberian asuhan.
c. Bidan memberikan
penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga.
d. Memberikan
informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan dengan
proses persalinan.
e. Mendengarkan dan
menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan.
f. Menyiapkan rencana
rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi
kegawatdaruratan kebidanan.
g. Memberikan
dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha
memberi rasa nyaman dan aman.
h. Mempersiapkan
persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan prasarana
pertolongan persalinan.
i. Menganjurkan suami
dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
j. Membimbing suami
dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu
selama proses
persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan
minum, memijit
punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing
relaksasi dan
mengingatkan untuk berdoa.
k. Bidan melakukan
tindakan pencegahan infeksi.
l. Menghargai privasi
ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.
m. Membimbing dan
menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan yang
nyaman dan aman.
n. Menganjurkan ibu
untuk makan dan minum saat tidak kontraksi.
o. Menghargai dan
memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak
merugikan.
p. Menghindari
tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
q. Memberi kesempatan
ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1
jam setelah
persalinan.
r. Membantu ibu
memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi dengan
membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui
yang benar dan
penyuluhan tentang manfaat ASI.
E. Asuhan Sayang Ibu
Dalam Proses Persalinan
Asuhan sayang ibu
membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan nyaman selama proses
persalinan. Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu (Depkes, 2004). Cara yang paling
mudah untuk membayangkan asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri
kita sendiri, “Seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?” atau “Apakah
asuhan seperti ini, yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil?”.
Asuhan sayang ibu seharusnya diberikan pada tiap kala selama persalinan,
misalnya :
Kala I
Kala I adalah suatu
kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang
dapat dilakukan pada ibu adalah :
1.Memberikan dukungan
emosional.
2.Pendampingan
anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran
bayinya.
3.Menghargai
keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.
4.Peran aktif anggota
keluarga selama persalinan dengan cara :
a.Mengucapkan
kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
b.Membantu ibu
bernafas dengan benar saat kontraksi.
c.Melakukan massage
pada tubuh ibu dengan lembut.
d.Menyeka wajah ibu
dengan lembut menggunakan kain.
e.Menciptakan suasana
kekeluargaan dan rasa aman.
5.Mengatur posisi ibu
sehingga terasa nyaman.
6.Memberikan cairan
nutrisi dan hidrasi – Memberikan kecukupan energi dan mencegah
dehidrasi. Oleh
karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang
efektif.
7.Memberikan
keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan –
Kandung kemih penuh
menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat
turunnya kepala;
menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko perdarahan
pasca persalinan;
mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko
infeksi saluran kemih
pasca persalinan.
8.Pencegahan infeksi
– Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan
persalinan yang
bersih dan aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas ibu dan
bayi baru lahir.
Kala II
Kala II adalah kala
dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya bayi. Asuhan
yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1.Pendampingan ibu
selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan
anggota keluarga yang
lain.
2.Keterlibatan
anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain :
a) Membantu ibu untuk
berganti posisi.
b) Melakukan
rangsangan taktil
c) Memberikan makanan
dan minuman.
d) Menjadi teman
bicara/ pendengar yang baik.
e) Memberikan
dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran bayinya.
3.Keterlibatan
penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran – dengan
cara : (a) Memberikan
dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga. (b)
Menjelaskan tahapan
dan kemajuan persalinan. (c) Melakukan pendampingan selama
proses persalinan dan
kelahiran.
4.Membuat hati ibu
merasa tenteram selama kala II persalinan – dengan cara
memberikan bimbingan
dan menawarkan bantuan kepada ibu.
5.Menganjurkan ibu
meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran – dengan
cara memberikan
kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.
6.Mencukupi asupan
makan dan minum selama kala II.
7.Memberika rasa aman
dan nyaman dengan cara :
a. Mengurangi
perasaan tegang.
b. Membantu
kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
c. Memberikan
penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong.
d. Menjawab
pertanyaan ibu.
e. Menjelaskan apa
yang dialami ibu dan bayinya.
f. Memberitahu hasil
pemeriksaan.
8.Pencegahan infeksi
pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.
9.Membantu ibu
mengosongkan kandung kemih secara spontan.
Kala III
Kala III adalah kala
dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat
dilakukan pada ibu adalah :
1. Memberikan
kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.
2. Memberitahu setiap
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pencegahan infeksi
pada kala III.
4. Memantau keadaan
ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5. Melakukan
kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Memberikan
motivasi dan pendampingan selama kala III.
Kala IV
Adalah kala dimana
1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah
:
1.Memastikan tanda
vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.
2.Membantu ibu untuk
berkemih.
3.Mengajarkan ibu dan
keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan
massase uterus.
4.Menyelesaikan
asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5.Mengajarkan ibu dan
keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post partum seperti
perdarahan, demam,
bau busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit dalam
menyusui bayinya dan
terjadi kontraksi hebat.
6.Pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan hidrasi.
7.Pendampingan pada
ibu selama kala IV
8.Nutrisi dan
dukungan emosional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar