Bayi baru lahir adalah Masa transisi dari suatu sistem yang
teratur dan sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem
yang tergantung kemapuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah
lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah sbb :
|
Sebelum Lahir
|
Sesudah Lahir
|
1.
Lingkungan
fisik
|
Cairan
|
Udara
|
2.
Suhu
Luar
|
Pada umumnya tetap
|
Berubah-ubah
|
3.
Simulasi
sensoris
|
Terutama kinestetik atau vibrasi
|
Bermacam-macam stimulli
|
4.
Gizi
|
Tergantung zat gizi yang terdapat dalam darah
ibu
|
Tergantung tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna
|
5.
Penyediaan
oksigen
|
Berasal dari ibu ke janin melalui plasenta
|
Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah
paru-paru
|
6.
Pengeluaran
hasil metabolisme
|
Dikeluarkan ke sistem peredaran darah ibu
|
Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal,
dan saluran pencernaan
|
Proses transisi yang paling nyata dan cepat
terjadi adalah pada :
- Pernapasan
- Sirkulasi
- Termoregulasi
- Metabolisme Glukosa
Perubahan Sistem Pernapasan
Awal timbulnya pernapasan
Ada 2 faktor yang berperan pada rangsangan napas
pertama bayi :
- Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak
- Tekanan dalam dada, yang terjadi melalui pengempisan paru-paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanik
Surfaktan dan Efek Respirasi
Upaya nafas pertama bayi berfungsi untuk :
- Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
- Mengembangkan cairan alveol paru-paru untuk pertama kali
Untuk mendapatkan fungsi alveol, harus terdapat
surfaktan yang cukup dan aliran darah melalui paru-paru. Produksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan dan meningkat hingga paru-paru matang yaitu
usia 30 – 34 minggu.
Surfaktan berfungsi untuk :
Mengurangi tekanan permukaan dan membantu
menstabilkan dinding alveol sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan
Perubahan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir
- Saat cukup bulan, terdapat cairan dalam paru-paru bayi. Pada persalinan, bayi melaui jalan lahir yang menyebabkan 1/3 cairan terperas keluar dari paru-paru.
- Pada beberapa kali tarikan napas pertama setelah lahir, udara ruangan memenuhi trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveol akan berkembang terisi udara dan pernapasan bayi tergantung sepenuhnya pada paru-parunya sendiri
Perubahan Sistem Sirkulasi
Setelah lahir, darah bayi harus melewati paru
untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan
oksigen ke jaringan
Ada 2 Perubahan Besar Yang Harus Terjadi Dalam
Sistem Sirkulasi :
- Penutupan foramen ovale atrium jantung
- Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta
Perubahan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir :
- Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Hal ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk proses oksigenisasi ulang
- Pernapasan pertama, resistensi pembuluh turun, tekanan atrium kanan naik. Oksigen mengalir ke dalam paru, dan menurunkan tekanan atrium kiri. Akibatnya foramen ovale menutup secara fungsionil
- Dengan adanya pernapasan kadar oksigen darah meningkat, sehingga duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup
- Selanjutnya sistem sirkulasi bayi dapat menjalankan fungsinya sendiri
Perubahan Sistem Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu
tubuhnya, sehingga akan mengalami “Stress Dingin” atau Cold Stress terutama karena perubahan lingkungan dari dalam rahim
ke dunia luar yang jauh lebih dingin.
Secara fisiologis, tubuh bayi akan menggunakan
timbunan lemak coklat (Brown Fat) untuk menghasilkan panas. Namun cadangan
lemak coklat ini akan habis dan bayi akan mudah mengalami hipoglisemia,
hipoksia dan asidosis. Untuk itu, pencegahan kehilangan panas sangatlah
diperlukan
Mekanisme Kehilangan Panas
- Evaporasi
Kehilangan panas akibat bayi tidak segera
dikeringkan. Akibatnya cairan ketuban pada permukaan tubuh menguap
- Konduksi
Kehilangan panas akibat kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
- Konveksi
Kehilangan panas akibat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin
- Radiasi
Kehilangan panas akibat bayi ditempatkan
di dekat benda yang temperaturnya lebih rendah dari temperatur tubuh bayi
Upaya Mencegah Kehilangan Panas :
- Keringkan bayi secara seksama
- Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering dan hangat
- Tutupi kepala bayi
- Anjurkan ibu memeluk dan memberikan ASI
- Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
- Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa
·
Selama
dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi oleh ibu. Saat bayi lahir dan
tali pusat dipotong, bayi harus mempertahankan kadar glukosanya sendiri.
·
Kadar
glukosa bayi akan turun dengan cepat (1-2 jam pertama kelahiran ) yang sebagian
digunakan untuk menghasilkan panas dan mencegah hipotermia.
·
Pencegahan Penurunan Kadar Glukosa Darah :
- Melalui penggunaan ASI
- Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis)
- Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis)
Jika cadangan glukosa tubuh habis digunakan,
sementara bayi tidak mendapat asupan dari luar, beresiko terjadinya
hipoglisemia dengan gejala kejang, sianosis, apnoe, tangis lemah, letargi dan
menolak makan. Akibat jangka panjang dapat merusak sel-sel otak.
Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir,
janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks
batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi
baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih
terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung
sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup
bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan
tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri
penting contohnya memeberi ASI on demand. Usus bayi masih belum matang sehingga
tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi
baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air disbanding orang dewasa,
sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus
Adaptasi traktus Urinarius
Tubuh bayi baru
lahir mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative lebih
besar dari kalium karna ruangan ekstraseluler luas. Funfsi ginjal belum sempurna karna jumlag nefron masih
belum sebanyak orang dewasa ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan
volume tubulus proksimal relative kurang bila di bandingkan dengan orang
dewasa.
Evidence
Based BBL
1.
Bayi baru lahir langsung dilakukan Inisiasi
Menyusui dini ( IMD) pada 1 jam pertama bayi lahir
2.
Dilakukan Kangaroo Mother Care (KMC) adalah
kontak kulit ibu dan bayi secara dini , terus menerus dan dikombinasi dengan
pemberian ASI ekslusif tujuannya adalah agar bayi kecil tetap hangat
3.
Bayi dimandikan setelah 6 lahir
4.
Dilakukan bonding attachment yaitu bonding (kasih
sayang), attachment (sentuhan fisik)
5.
Memberikan Vit k pada sepertiga paha kiri
bagian luar untuk mencegah perdarahan pada bayi dan pemberian salap mata untuk
mencegah infeksi.
A. PI
( PENCEGAHAN INFEKSI
v
bagian
terpenting setiap perawatan BBL
v rentan terhadap infeksi
v sistem imunitas belum sempurna
a. Bahan
yang di gunakan untuk bayi bersih
b.
Pastikan timbangan, bita pengukur, termometer , dsb bersih
c.
Setiap beyi punya peralatan sendiri
d.
Sediakan seprai dalam jumlah banyak
e.
Perawat yang sumber infeksi tidak boleh merawat bayi
f.
Kerabat, teman, anak-anak yang sakit tidak boleh berkunjung
h.
Kebersihan tali pusat di rawat
i.Pastikan
tali pusat tidak tertutup oleh popok, terkotanimasi BAK dan BAB
j.Bokong
harus dicucui dan di keringkan setiap kali mengganti popok
k.Rambut
dicuci dan dikeringkan dengan hati-hati
Cara Pencegahan Infeksi
1. Cuci tangan dengan sabun & air :
q sebelum dan sesudah merawat bayi
q sesudah melepas sarung tangan
q sesudah memegang instrumen atau barang yang kotor
2.
Beri
petujuk pada ibu dan anggota keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi
3.
Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan
10-15 detik dengan air mengalir dan keringkan
4.
Membersihkan
tangan dengan cairan alkohol
5.
Gunakan alat-alat perlindungan pribadi
6.
Pakailah
sepatu tertutup
7.
Gunakan
sarung tangan :
-
memegang
atau kontak dengan kulit yang lecet, jaringan di bawah kulit, darah
-
memegang
atau kontak dengan membran mukosa atau cairan tubuh
-
memegang
atau kontak dengan barang yang terkontaminasi, membersihkan/ membuang kotoran
8.
Sarung
tangan sekali pakai sangat di anjurkan, tetapi dapat juga dipakai ulang
Langkah-langkah :
q Dekontaminasi dengan merendam di dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit
q cuci dan bilas
q sterilkan
q sarung tangan tidak boleh di pakai ulang lebih
dari 3 kali
q jangan gunakan sarung tangan yang robek.
B.
Imunisasi
Pada bayi baru lahir di berikan
imunisasi BCG dan Hepatitis B,Pada daerah risiko tinggi, pemberian imunisasi
Hepatitis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir
C. Salep Mata
q
Di
berikan pada bayi baru lahir
q
untuk melindungi mata bayi dari virus/ bakteri
D. Rawat Gabung
Suatu
cara perawatan ibu dan bayi yang baru di lahirkan tidak di pisahkan, melainkan
di tempatkan dalam sebuah ruang, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam
penuh dalam sehari
1. Tujuan
Rawat Gabung
-
membina
hubungan emosional antara ibu dan bayi
-
meningkatkan
penggunaan air susu ibu (ASI)
-
pencegahan
infeksi
-
pendidikan kesehatan bagi ibu
2. Syarat
dilakukan rawat gabung
ü
bayi
lahir spontan
ü
apabila
lahir dengan tindakan maka rawat gabung di lakukan setelah bayi cukup sehat
ü
reflek mengisap baik
ü
tidak
ada tanda-tanda infeksi bayi tidak asfiksia
ü
berat
bayi ≥ 2500 gr
ü
bayi dan ibu sehat
Bayi yang tidak
memenuhi syarat untuk dilakukan rawat gabung :
v bayi yang sangat prematur
v berat kurang dari 2500 gr
v bayi dengan sepsis
v bayi dengan gangguan nafas
v bayi dengan cacat bawaan berat
v ibu dengan infeksi berat
3.
Sasaran
Di
mulai sejak ibu hamil, pertama kali memeriksa dirinya di poliklinik asuhan
antenatal dimulai sejak ibu bersalin dan di bangsal perawatan pasca persalinan
4. Pelaksanaan
rawat gabung
Dalam
rawat gabung, bayi di tempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan
5. Manfaat
Rawat Gabung
v
Aspek
fisik
v
Aspek
fisiologis
v
aspek
psikologis
v
aspek
edukatif
v aspek ekonomi
v
aspek
medis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar