Rabu, 12 November 2014

konsep asuhan neonatus



Bayi baru lahir adalah Masa transisi dari suatu sistem yang teratur dan sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung kemapuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.

Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah sbb :

Sebelum Lahir
Sesudah Lahir
1.       Lingkungan fisik
Cairan
Udara
2.       Suhu Luar
Pada umumnya tetap
Berubah-ubah
3.       Simulasi sensoris
Terutama kinestetik atau vibrasi
Bermacam-macam stimulli
4.       Gizi
Tergantung zat gizi yang terdapat dalam darah ibu
Tergantung tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna
5.       Penyediaan oksigen
Berasal dari ibu ke janin melalui plasenta
Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah paru-paru
6.       Pengeluaran hasil metabolisme
Dikeluarkan ke sistem peredaran darah ibu
Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan saluran pencernaan

Proses transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada :
  • Pernapasan
  • Sirkulasi
  • Termoregulasi
  • Metabolisme Glukosa

Perubahan Sistem Pernapasan
Awal timbulnya pernapasan
Ada 2 faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi :
  • Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak
  • Tekanan dalam dada, yang terjadi melalui pengempisan paru-paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanik

Surfaktan dan Efek Respirasi
Upaya nafas pertama bayi berfungsi untuk :
  • Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
  • Mengembangkan cairan alveol paru-paru untuk pertama kali

Untuk mendapatkan fungsi alveol, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah melalui paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan meningkat hingga paru-paru matang yaitu usia 30 – 34 minggu.
Surfaktan berfungsi untuk :
Mengurangi tekanan permukaan dan membantu menstabilkan dinding alveol sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan


Perubahan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir
  • Saat cukup bulan, terdapat cairan dalam paru-paru bayi. Pada persalinan, bayi melaui jalan lahir yang menyebabkan 1/3 cairan terperas keluar dari paru-paru.
  • Pada beberapa kali tarikan napas pertama setelah lahir, udara ruangan memenuhi trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveol akan berkembang terisi udara dan pernapasan bayi tergantung sepenuhnya pada paru-parunya sendiri

Perubahan Sistem Sirkulasi

Setelah lahir, darah bayi harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan

Ada 2 Perubahan Besar Yang Harus Terjadi Dalam Sistem Sirkulasi :
  • Penutupan foramen ovale atrium jantung
  • Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta

Perubahan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir :
  1. Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Hal ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk proses oksigenisasi ulang
  2. Pernapasan pertama,           resistensi pembuluh turun, tekanan atrium kanan naik. Oksigen mengalir ke dalam paru, dan menurunkan tekanan atrium kiri. Akibatnya foramen ovale menutup secara fungsionil
  3. Dengan adanya pernapasan kadar oksigen darah meningkat, sehingga duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup
  4. Selanjutnya sistem sirkulasi bayi dapat menjalankan fungsinya sendiri
Perubahan Sistem Termoregulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami “Stress Dingin” atau Cold Stress terutama karena perubahan lingkungan dari dalam rahim ke dunia luar yang jauh lebih dingin.
Secara fisiologis, tubuh bayi akan menggunakan timbunan lemak coklat (Brown Fat) untuk menghasilkan panas. Namun cadangan lemak coklat ini akan habis dan bayi akan mudah mengalami hipoglisemia, hipoksia dan asidosis. Untuk itu, pencegahan kehilangan panas sangatlah diperlukan
Mekanisme Kehilangan Panas
  • Evaporasi
Kehilangan panas akibat bayi tidak segera dikeringkan. Akibatnya cairan ketuban pada permukaan tubuh menguap
  • Konduksi
Kehilangan panas akibat kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
  • Konveksi
Kehilangan panas akibat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin
  • Radiasi
Kehilangan panas akibat bayi ditempatkan di dekat benda yang temperaturnya lebih rendah dari temperatur tubuh bayi
Upaya Mencegah Kehilangan Panas :
  1. Keringkan bayi secara seksama
  2. Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering dan hangat
  3. Tutupi kepala bayi
  4. Anjurkan ibu memeluk dan memberikan ASI
  5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
  6. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa
·         Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi oleh ibu. Saat bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi harus mempertahankan kadar glukosanya sendiri.
·         Kadar glukosa bayi akan turun dengan cepat (1-2 jam pertama kelahiran ) yang sebagian digunakan untuk menghasilkan panas dan mencegah hipotermia.
·          
Pencegahan Penurunan Kadar Glukosa Darah :
  1. Melalui penggunaan ASI
  2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis)
  3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis)

Jika cadangan glukosa tubuh habis digunakan, sementara bayi tidak mendapat asupan dari luar, beresiko terjadinya hipoglisemia dengan gejala kejang, sianosis, apnoe, tangis lemah, letargi dan menolak makan. Akibat jangka panjang dapat merusak sel-sel otak.
Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI on demand. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air disbanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus



Adaptasi traktus Urinarius
Tubuh bayi baru lahir mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative lebih besar dari kalium karna ruangan ekstraseluler luas. Funfsi ginjal  belum sempurna karna jumlag nefron masih belum sebanyak orang dewasa ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal relative kurang bila di bandingkan dengan orang dewasa.
Evidence Based BBL
1.      Bayi baru lahir langsung dilakukan Inisiasi Menyusui dini ( IMD) pada 1 jam pertama bayi lahir
2.      Dilakukan Kangaroo Mother Care (KMC) adalah kontak kulit ibu dan bayi secara dini , terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI ekslusif tujuannya adalah agar bayi kecil tetap hangat
3.      Bayi dimandikan setelah 6 lahir
4.      Dilakukan bonding attachment yaitu bonding (kasih sayang), attachment (sentuhan fisik)
5.      Memberikan Vit k pada sepertiga paha kiri bagian luar untuk mencegah perdarahan pada bayi dan pemberian salap mata untuk mencegah infeksi.

A.     PI ( PENCEGAHAN INFEKSI
v  bagian terpenting setiap perawatan BBL
v   rentan terhadap infeksi
v   sistem imunitas belum sempurna
a. Bahan yang di gunakan untuk bayi bersih
b. Pastikan timbangan, bita pengukur, termometer , dsb bersih
c. Setiap beyi punya peralatan sendiri
d. Sediakan seprai dalam jumlah banyak
e. Perawat yang sumber infeksi tidak boleh merawat bayi
f. Kerabat, teman, anak-anak yang sakit tidak boleh berkunjung
h. Kebersihan tali pusat di rawat
i.Pastikan tali pusat tidak tertutup oleh popok, terkotanimasi BAK dan BAB
j.Bokong harus dicucui dan di keringkan setiap kali mengganti popok
k.Rambut dicuci dan dikeringkan dengan hati-hati
Cara Pencegahan Infeksi
1.      Cuci tangan dengan sabun  & air :
q   sebelum dan sesudah merawat bayi
q   sesudah melepas sarung tangan
q   sesudah memegang instrumen atau barang yang kotor
2.      Beri petujuk pada ibu dan anggota keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
3.       Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan 10-15 detik dengan air mengalir dan keringkan
4.      Membersihkan tangan dengan cairan alkohol
5.       Gunakan alat-alat perlindungan pribadi
6.      Pakailah sepatu tertutup
7.      Gunakan sarung tangan :
-          memegang atau kontak dengan kulit yang lecet, jaringan di bawah kulit, darah
-          memegang atau kontak dengan membran mukosa atau cairan tubuh
-          memegang atau kontak dengan barang yang terkontaminasi, membersihkan/ membuang kotoran
8.      Sarung tangan sekali pakai sangat di anjurkan, tetapi dapat juga dipakai ulang
Langkah-langkah :
q   Dekontaminasi dengan merendam di dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
q   cuci dan bilas
q   sterilkan
q   sarung tangan tidak boleh di pakai ulang lebih dari 3 kali
q   jangan gunakan sarung tangan yang robek.

B. Imunisasi

Pada bayi baru lahir di berikan imunisasi BCG dan Hepatitis B,Pada daerah risiko tinggi, pemberian imunisasi Hepatitis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir

C. Salep Mata
q  Di berikan pada bayi baru lahir
q   untuk melindungi mata bayi dari virus/ bakteri



D. Rawat Gabung
Suatu cara perawatan ibu dan bayi yang baru di lahirkan tidak di pisahkan, melainkan di tempatkan dalam sebuah ruang, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam sehari
1.      Tujuan Rawat Gabung
-          membina hubungan emosional antara ibu dan bayi
-          meningkatkan penggunaan air susu ibu (ASI)
-          pencegahan infeksi
-           pendidikan kesehatan bagi ibu
2.      Syarat dilakukan rawat gabung
ü  bayi lahir spontan
ü  apabila lahir dengan tindakan maka rawat gabung di lakukan setelah bayi cukup sehat
ü   reflek mengisap baik
ü  tidak ada tanda-tanda infeksi bayi tidak asfiksia
ü  berat bayi  ≥ 2500 gr
ü   bayi dan ibu sehat
Bayi yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukan rawat gabung :
v  bayi yang sangat prematur
v   berat kurang dari 2500 gr
v   bayi dengan sepsis
v   bayi dengan gangguan nafas
v   bayi dengan cacat bawaan berat
v   ibu dengan infeksi berat
3.      Sasaran
Di mulai sejak ibu hamil, pertama kali memeriksa dirinya di poliklinik asuhan antenatal dimulai sejak ibu bersalin dan di bangsal perawatan pasca persalinan

4.      Pelaksanaan rawat gabung
Dalam rawat gabung, bayi di tempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan
5.      Manfaat Rawat Gabung
v  Aspek fisik
v  Aspek fisiologis
v  aspek psikologis
v  aspek edukatif
v  aspek ekonomi
v  aspek medis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar