TEKNIK PEMBERIAN OBAT
Pemberian
obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya: oral, parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung, dengan menggunakan prinsip enam tepat yakni tepat
nama pasien, tepat nama obat, tepat dosis
obat, tepat cara pemberian, tepat waktu pemberian, tepat
pendokumentasian, pendekatan yang benar dan penjelasan tentang obat yang benar.
1.Pemberian Obat per Oral
Merupakan
cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek
terapi dari jenis obat.
Tujuan
:
a.
Untuk
memudahkan dalam pemberian
b.
Proses
reabsorpsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut
dapat segera diatasi.
c.
Menghindari
pemberian obat yang menyebabkan nyeri
d.
Menghindari
pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
Alat dan Bahan:
1. Baki yang berisi
obat.
2. Daftar buku
obat/ catatan, jadual pemberian obat.
3. Pemotong obat
(jika diperlukan)
4. Martil atau
lumpang penggerus (bila diperlukan)
5. Gelas pengukur
(bila diperlukan)
6. Gelas dan air
minum
7. Sedotan
8. Sendok
9. Pipet
10.
Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak .
Prosedur Kerja:
1. Siapkan alat
dan Cuci tangan.
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
3.
Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien,
tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat. Tepat pendokumentasiannya
4.
Ambil obat sesuai dengan yang diperlukan. ( baca perintah
pengobatan dan ambil yang diperlukan)
5.
Bantu untuk meminumkannya dengan
cara:
a. Apabila
memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat.
Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan
pembungkusnya.
b. Kaji kesulitan
menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur
dengan minuman.
c. Kaji denyut nadi
dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
6. Catat perubahan,
reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon terhadap obat dengan
mencatat hasil pemberian obat.
7. Cuci tangan.
2. Pemberian
Obat Sublingual
Merupakan pemberian obat dengan cara meletakkan obat
dibawah lidah sampai habis diabsorbsi ke dalam pembuluh darah.
Tujuan:
a.
Mencegah efek local dan sistemik
b.
Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat
dibandingkan secara oral
c.
Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar.
Prosedur kerja :
Secara umum persiapan dan langkah
pemberian sama dengan pemberian obat secara oral, yang perlu diperhatikan
adalah klien perlu diberikan penjelasan untuk meletakkan obat dibawah lidah.
Keuntungan cara pemberian
injeksi :
1.
Baik untuk obat – obat yang
harus diabsropsi dalam bentuk aktif
2.
Absorbsi biasanya dapat
ditentukan dengan tepat
3.
Takaran obat dapat ditentukan
dengan tepat
4.
Tepat untuk keadaan pengobatan
darurat
5.
Pasien yang tidak sadarkan diri
dan tidak dapat bekerja sama atau menuruti petunjuk dokter
Kerugian :
1. Membutuhkan keahlian, kalau tidak, maka dapat terjadi infeksi
2. Dapat merusak kulit
3. Timbul rasa sakit pada waktu diinjeksi
4. Sukar bagi pasien untuk menjalankan injeksi diri sendiri
5. Lebih mahal dan kurang aman bila dibandingkan cara oral
Catatan :
Demi keamanan pasien, perawat
harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang cara pemberian obat secara
parenteral termasuk cara menyiapkan, memberikan obat dan menggunakan teknik
steril. Setelah jarum menembus kulit, muncul risiko infeksi.
Sebelum menyuntikkan sebuah
obat, perawat harus mengetahui volume obat yang akan diberikan.
Pemberian Obat via Jaringan Intrakutan
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam
jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi
jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan
ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah
lengan tangan bagian ventral.
Tempat
injeksi :
1.
Lengan
bawah bagian dalam
2.
Dada
bagian atas
3.
Punggung
dibawah scapula
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku
obat/catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit 1 cc/spuit
insulin.
4. Kapas alkohol
dalam tempatnya.
5.
Cairan pelarut.
6.
Bak stcril dilapisi kas steril (tempat spuit).
7. Bengkok.
8. Perlak dan
alasnya.
9. Sarung tangan
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
3.
Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju
lengan panjang buka dan ke ataskan.
4.
Pasang
perlak/pengalas di bawah bagian yang disuntik.
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian
larutkan/encerkan dengan aquades (cairan
pelarut) kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak injeksi atau
steril.
6. Pasang sarung
7. Desinfeksi dengan
kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
8.
Tegangkan
dengan tangan kiri atau daerah yang akan;disuntik.
9.
Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan
sudut 15-20 derajat dari
permukaan kulit.
10.
Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
11.
Tarik
spuit dan tidak boleh dilakukan masase. Diberi tanda lingkaran 1-2cm
12.
Catat reaksi pemberian.
13.
Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/test obat,
tanggal waktu dan jenis obat.
Pemberian Obat via Jaringan Subkutan
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawah
kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3
bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilikus
(abdomen). Pemberian obat melalui jaringan subkutan ini pada umumnya dilakukan
dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Pemberian insulin tcrdapat dua tipe larutan, yaitu jernih dan keruh. Larutan
jernih atau juga dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin
reguler) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorpsi obat atau juga termasuk tipe lambat.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku
obat/catatan, jadual pemberian
2. Obat dalam
tempatnya.
3.
Spuit sesuai kebutuhan missal spuit insulin untuk obat
insulin
4.
Kapas alkohol dalam tempatnya.
5.
Cairan pelarut.
6.
Bak injeksi .
7.
Bengkok.
8.
Perlak dan alasnya.
9.
Sarung tangan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
3.
Bebaskan daerah yang disuntik atau dari pakaian. Apabila menggunakan baju
maka buka atau ke ataskan
4.
Tentukan daerah yang akan diinjeksi dengan cara pertama
menarik garis dari prosesesus acromion ke siku dibagi 3 maka daerah injeksi adlah
1/3 bagian atas (pada muskulus deltoideus).
5.
Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan setelah itu tempatkan pada bak injeksi.
6.
Desinfeksi dengan kapas alkohol
7.
Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan
suntikan subkutan).
8.
Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan
sudut 45 derajat dari
permukaan kulit.
9.
Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat
perlahan-lahan hingga habis.
10.
Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol dan spuit yang
telah dipakai masukkan ke dalam bengkok.
11.
Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan
jenis/dosis obat.
12.
Cuci tangan.
13.
alat –alat dibereskan.
Pemberian
Obat Intravena Langsung
Cara memberikan obat melalui vena secara langsung, di
antaranya vena mediana cubiti/cephalika (lengan), vena saphenous (tungkai), vena
jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala), yang bertujuan agar reaksi
cepat dan langsung
masuk
pada pembuluh darah.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/catatan, jadual
pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit sesuai dengan jenis ukuran. 4. Kapas alkohol (swab)
dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak
injeksi.
7. Bengkok (nierbekken).
8. Perlak dan alasnya.
9. Karet pembendung (torniquet).
10
Sarung tangan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3.
Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan
daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup, buka atau
ke ataskan.
4. Ambil obat dalam
tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan. Apabila obat berada dalam
bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan
pelarut (aquades steril).
5. Pasang perlak
atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
6.
Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak
injeksi.
7.
Desinfeksi dengan kapas alkohol.
8. Lakukan
pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang
akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau membendung
di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan. Dan pasang sarung tangan.
9.
Ambil spuit yang berisi obat.
10.
Lakukan penusukkan dengan lubang Jarum menghadap ke atas
dengan memasukkan ke pembuluh darah.
11.
Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet
pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis.
12.
Setelah
selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit
yang telah digunakan letakkan ke
dalam bengkok.
13.
Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis
pemberian obat.
14.
Cuci tangan.
Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via Wadah)
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan
efek samping
dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
Alat dan Bahan:
1.
Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran.
2.
Obat dalam tempatnya.
3.
Wadah cairan (kantong/botol).
4.
Kapas alkohol.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
3.
Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan
ke
dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada
daerah kantong.
5. Lakukan
desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan
penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat
perlahan-lahan ke dalam kantong/wadah cairan.
7. Setelah selesai
tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantong cairan dengan
perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8. Periksa
kecepatan infus.
9. Cuci tangan.
10.
Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis
pemberian obat.
Pemberian Obat Intravena Melalui Selang
Alat
dan Bahan:
1. Spuit dan jarum
sesuai dengan uicuran.
2. Obat dalam
tempatnya.
3. Selang
intravena.
4. Kapas alkohol.
Prosedur
Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa
identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat
penyuntikan obat pada daerah selang intra vena.
5. Lakukan
desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan
penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan
masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang intra vena.
7. Setelah selesai
tarik spuit.
8. Periksa kecepatan
infus dan obscrvasi reaksi obat.
9. Cuci tangan.
Pemberian Obat per Intramuskular
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.
Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal
(dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas
(deltoid). Tujuannya agar absorpsi obat lebih cepat.
Alat
dan Bahan:
1.
Daftar
buku obat/catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit sesuai
dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran: dewasa panjang 2,5 - 3,75 cm, anak
panjang 1,25 - 2,5 cm.
4. Kapas alkohol
dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
8. Sarung tangan
9. Perlak dengan alasnya
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat
kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis setelah itu letakkan
pada bak injeksi.
4. Periksa tempat
yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan)
5. Contoh untuk daerah bokong. Dengan cara
menarik garis dari sipina iliaka anterior superior ( S I AS ) ke koksigeus
dibagi tiga daerah
lokasi injeksi adalah 1/3 bagian atas (pd m. Dorsogluteal / m .gluteus maximus
)
6. Kalau daerah
paha ditarik dari tro chanter mayor ke patella dibagi 3 daerah injeksi 1/ 3
bagian bawah lateral. Pd m. vastus lateralis dan m. quadrisep pemoris.
7. Kalau pada
lengan atas 1/3 bagian atas pd m.
deltoideus.
8. Desinfeksi dengan
kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
9. Lakukan
penyuntikan:
a. Pada daerah paha
(vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring
telentang dengan lutut sedikit fleksi.
b.Pada
ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang
dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam
keadaan fleksi.
c.Pada daerah
dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di
putar ke arah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul
fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah.
d. Pada daerah
deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau
berbaring mendatar lengan atas fleksi.
7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak
lurus ( 90 derajat).
8. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi
spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis.
9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik
spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alkohol, kemudian spuit yang telah digunakan letakkan pada
bengkok.
10.Catat reaksi
pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
11.Cuci tangan.
Pemberian Obat via Anus/Rektum
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anus atau rektum,dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik.
Tindakan pcngobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan
untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses clan
merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti
obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan
defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi
mendilatasi bronkus. Pemberian obat
supositoria ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang
mengalami pembedahan rektal.
Alat dar. Bahan:
1. Obat
suppositoria dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur
yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung
tangan.
4. Buka nembungkus
obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Oleskan ujung
pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutca
dengarn tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan perlahan melalui
anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada
orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7. Setelah selesai
tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien
untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lcbih 5 menit.
9. Setelah selesai
lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat,
jumlah dosis, dan cara pemberian.
Peinberian Obat per Vagina
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan
mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim
dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Kapas sublimat dalam tempatnya.
6. Pengalas.
7. Korentang dalam tempatnya.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain
kasa.
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas
sublimat.
6. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal
recumbert.
7. Apabila jenis obat suppositoria maka buka
pembungkus dan berikan pelumas pada obat.
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan
masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar
orifisium dan labia dengan tisu.
10. Anjurkan
untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
11. Cuci tiangan.
12. Catat
jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.
Catatan: apabila menggunakan obat jenis krim, isi
aplikator krim atau ikuti petunjuk krim yang tertera pada kemasan, renggangkan
lipatan labia dan masukkan aplikator kurang lebih 7,5 cm dan dorong penarik
aplikator untuk mengeluarkan obat dan lanjutkan sesuai langkah nomor 8,9,
10,11.
Pemberian Obat pada Kulit
Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan
bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi
iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat
bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol,
sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.
Prosedur Keija:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan
dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat
dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset
anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan
cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu
tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.
Pemberian
Obat pada Mata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau
salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur
internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa
dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk
menghilangkan iritasi mata.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam
tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi
dalam tempatnya
4. Korentang dalam
tempatnya
5. Plester
6. Kain kasa
7. Kertas tisu
8. Balutan
9. Sarung tangan
10.
Air hangat / kapas pembalut
Prosedur Kerja
2. Cuci tangan.
3. Jelaskan prosedur
yang akan dilakukan.
4. Atur posisi
pasien dengan kepala menegadah dengan posisi perawat di samping kanan.
5. Gunakan sarung
tangan.
6. Berseihkan daerah
kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke arah hidung,
apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
7. Buka mata dengan
menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas
tulang orbita.
8. Teteskan obat
mata di atas sakus konjungtiva. Setelah tetesan selesai sesuai denan dosis,
anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan, apabila menggunakan
obat tetes mata.
9. Apabila obat mata
jenis salep pegang aplikator salep diatas penggir kelopak mata kemudian pencet
tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah. Setelah
selesai, anjurkan pasien untuk melihat kebawah, secara bergantian dan berikan
obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan
menggerakan kelopak mata.
10.
Tutup mata dengan kasa bila perlu.
11.
Cuci tangan.
12.
Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.
Pemberian Obat pada Telinga
Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga
atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi
telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat
antibiotik.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam
tempatnya.
2. Penetes.
3. Spekulum
telinga.
4. Pinset anatomi
dalam tempatnya.
5. Korentang dalam
tempatnya.
6. Plester.
7. Kain kasa.
8. Kertas tisu.
9. Balutan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke
kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar
lubang telinga pasien ke atas.
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun
telinga ke atas/ke belakang (pada orang
dewasa), ke bawah pada anak.
5. Apabila obat berupa tetes, maka teteskan obat
pada dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara dengan
jumlah tetesan sesuai dengan dosis.
6. Apabila berupa salep maka ambil kapas lidi dan
oleskan salep kemudian masukkan atau oleskan pada liang telinga.
7. Pertahankan posisi kepala kurang lebih 2-3
menit.
8. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau
perlu.
9. Cuci tangan.
10. Catat, jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.
Pemberian Obat pada Hidung
Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang
dapat dilakukan pada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya.
2. Pipet.
3. Spekulum hidung.
4. Pinset anatomi dalam tempatnya.
5. Korentang dalam tempatnya.
6. Plester.
7. Kain kasa.
8. Kertas tisu.
9. Balutan .
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
yang akan dilakukan.
3. Atur posisi
pasien dengan cara :
a. Duduk di
kursi dengan kepala menegadah kebelakang.
b. Berbaring
dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
c. Berbaring
dengan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah ke belakang
4. Berikan
tetesan obat pada tiap lubang hidung ( sesuai dengan dosisi ).
5. Pertahankan
posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5 menit.
6. Cuci tangan
7. Catat,
cara, tanggal, dan dosisi pemberian obat.
MANAJEMEN NYERI
Ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri yang dapat
dilaksanakan oleh bidan, diantaranya:
1. Mengurangi
faktor yang dapat menambah nyeri misalnya ketidak percayaan, kesalah pahaman,
ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.
a.
Ketidak percayaan
Pengakuan bidan akan rasa nyeri yang
diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui
pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan
nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa bidan mengkaji rasa nyeri pasien
agar dapat lebih memahami tentang nyerinya.
b.
Kesalah pahaman
Mengurangi kesalah pahaman pasien tentang
nyerinya akan membantu mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan memberitahu
pasien bahwa nyeri yang dialami sangat individual dan hanya pasien yang tahu
secara pasti tentang nyerinya.
c.
Ketakutan
Memberikan informasiyang tepat dapat
membantu mengurangi ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk
mengekspresikan bagaimana mereka menangani nyeri.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk
mengatasinya, kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.
e. Kebosanan
Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri.
Untuk mengurangi nyeri dapat digunakan pengalih perhatian yang bersifat
terapetik. Beberapa teknik pengalih perhatian adalah bernapas peian dan
berirama, memijat secara perlahan, menyanyi berirama, aktif mendengarkan
musik, membayangkan hal-hal yang menyenangkan dan sebaginya.
2. Memodifikasi
stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik, seperti: Teknik Latihan
Pengalihan
a. Menonton televisi
b.
Berbincang-bincang dengan orang lain.
c. Mendengarkan
musik.
Teknik Relaksasi
a.
Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi
paruparu
dengan udara, mengehembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot
tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil
terus berkonsentrasi hingga pasien merasa nyaman, tenang dan rileks.
Stimulasi Kulit
a. Menggosok dengan halus pada daerah nyeri.
b. Mengosok punggung.
c. Menggunakan air hangat dan dingin.
d. Memijat
dengan air mengalir.
3. Pemberian obat analgesik
Pemberian obat analgesik dilakukan guna
mengganggu atau memblok transmisi stimulus nyeri agar terjadi perubahan
persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgesiknya
adalah narkotika dan bukan narkotika, Jenis narkotika digunakan untuk
menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti
respirasi. Jenis bukan narkotik yang paling banyak dikenal di masyarakat adalah aspirin,
asetaminofen dan bahan antiinflamasi nonsteroid. Golongan aspirin (asetysalicylic
acid) digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral dan perifer
kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah
15 menit sampai 20 menit dan memuncak 1-2 jam. Aspirin juga menghambat
agregasi trombosit dan antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat
meningkatkan waktu perdarahan dan protrombin bila diberikan dalam
dosis yang tinggi. Golongan asetaminofen sama seperti aspirin akan tetapi
tidak menimbulkan perubahan kadar protombin (Ian jenis nonsteroid anti
inflarnantory drug (NSAID) juga dapat menghambat prostaglandin
dan dosis rendah dapat berfungsi sebagai analgesik. Kelompok obat ini meliputi
ibuprofen, mefenamic acid, fenoprofen, naprofen, zomepirac dan lain-lain.
Tabel
13.1
Jenis
Obat Analgetik Narkotik
Nama
generik
|
Nama dagang
|
Dosis
|
Cara pemberian
|
Serangan
|
Puncak
|
Berkasiat selama
|
Morphine sulfate
|
-
|
5-20 mg 50-100 mg
|
Sc, Im
|
5-10
|
60
|
4-6 jam
|
Per 3-4 jam
|
Menit
|
menit
|
||||
Codein sulfate
|
-
|
15-60 mg
|
Sc, Po
|
5-30
|
30-60
|
3-4 jam
|
Per 3-4 jam
|
Menit
|
Menit
|
||||
Hydromorphone
|
Dilaudid
|
2-4 mg
|
Iv,Im,Sc,Po
|
5-15
|
1 jam
|
4-6 jam
|
hydrocloride
|
per
3-4 jam
|
Menit
|
||||
Meperidine
|
Demeral
|
50-150 mg
|
Iv,Im,Sc,Po
|
10-15
|
30-60
|
2-4 jam
|
hydrocloride
|
per 3-4 ja
|
Menit
|
menit
|
|||
Methadone
|
Dolophine
|
2,5-10 mg
|
Im,Sc,Po
|
10 menit
|
1-2 jam
|
4-6 jam
|
per 3-4 jam
|
||||||
Pentazocine
|
Talwin
|
50-100
|
Po
|
|||
per 3-4 jam
|
Keterangan:
Sc: Subcutan
Im: Intramuskular Iv : Intravena Yo: Po :Per oral
4. Pemberian stimulator
listrik, yaitu dengan memblok atau mengubah stimulus nyeri dengan
stimulus yang kurang dirasakan. Bentuk stimulator metode stimulus listrik
meliputi:
a. Transcutaneus electrical stimulator (TENS), yang
digunakan untuk mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa elektrode di luar.
b. Percutaneus
implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator
sum-sum tulang belakang dan epidural yang diimplan di bawah kulit
dengan transistor timah penerima, yang dimaksukkan ke dalam kulit
pada daerah epidural dan columna vetebrae.
c. Stimulator
columna vetebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat penerima
transistor yang dicangkok melalui kantong kulit intraklavicula atau abdomen
yakni elektroda yang ditanam dengan cara bedah pada dorsum sum-sum
tulang belakang.
Terapi Kompres Hangat
Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat
yang bertujuan memenuhi
kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan
nyeri, mengurangi atau mencegah
terjadinya spasme otot, dan
memberikan rasa hangat.
Alat atau Bahan:
1. Botol berisi air panas (suhu 46-51,5 derajat)/air
hangat.
2. Termometer air.
3. Kain pembungkus.
Cara Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Isi botol dengan air panas.
4. Tutup botol yang telah di isi air panas kemudian dikeringkan.
5. Masukkan botol ke dalam kantong kain, atau bila
menggunakan masukkan kain pada air hangat lalu diperas,
6. Tempatkan botol/kain yang sudah diperas
pada daerah yang dikompres
7. Angkat botol setelah 20 merit, lalu isi lagi botol dan taruh
pada daerah yang akan dikompres lagi.
8. Catat perubahan yang terjadi selama
tindakan.
9. Cuci tangan.
Terapi Kompres Dingin
Merupakan tindakan dengan cara memberikan kompres dingin
yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa nyaman, menurunkan suhu tubuh,
mengurangi rasa nyeri, mencegah edema, dan mengontrol peredaran darah
dengan meningkatkan vasokonstriksi.
Alat atau Lahan:
1. Termometer.
2. Air dingin.
3. Kain/kantong pelindung.
4. Kantong es atau sejenisnya.
Cara Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ukur suhu tubuh.
4. Asupan air dingin pada kantong es atau bila
menggunakan kain asupan kain pada air dingin lalu diperas.
5. Letakan kantong/kain pada daerah yang akan
dikompres seperti pada daerah axila, pada daerah yang sakit.
6. Catat perubahan yang terjadi selama
tindakan.
7. Cuci tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar